Ibadat Ekaristi Upacara Syria Timur

Sebuah Qurbana Gereja Katolik Siro-Malabar. Uskup menggenggam Salib Mar Toma, lambang warisan dan identiti Gereja Syria dari Umat Kristiani Santo Tomas di India

Ada tiga Anafora dalam upacara ini; yang pertama berasal dari para rasul (St. Adeus dan St Maris), yang kedua berasal dari Nestorius, dan yang ketiga berasal dari Teodorus Sang penterjemah. Anafora pertama adalah yang biasa dipakai, dan dari anafora inilah diturunkan semakan tata perayaan Ekaristi Malabar. Anafora kedua digunakan umat Kaldea dan Nestorian pada perayaan Epifani, hari peringatan St. Yohanes Pembaptis dan hari peringatan Para Doktor Yunani (keduanya dirayakan dalam Masa-Epifani pada hari Rabu peringatan kaum Niniwe), serta pada hari Khamis Putih. Anafora ketiga digunakan umat Kaldea dan Nestorian mulai hari Minggu Adven sampai hari Minggu Palma (kecuali bila dikehendaki menggunakan anafora kedua). Bahagian pro-anafora yang sama digunakan untuk ketiganya.

Ada pula tiga anafora lain yang dicatat oleh Ebedyeshu (Metropolitan Nisibis, 1298) dalam katalognya, yakni yang berasal dari Barsuma, Narses, dan Diodorus dari Tarsus; namun ketiganya kini tidak diketahui lagi, kecuali jika Dr. Wright benar dalam menyebut serpihan Brit. Mus. Add. 14669 sebagai anafora yang berasal dari "Diodorus dari Tarsus".

Liturgi Ekaristi didahului persiapan, atau "Ibadat protesis", yang merangkumi menguli dan membakar roti. Di kalangan Nestorian roti ini beragi, tepungnya dicampur dengan sedikit minyak dan ragi suci ( malka ), yang menurut legenda "diwariskan turun-temurun kepada kami oleh Bapa-Bapa Suci kami Mar Addai dan Mar Mari dan Mar Toma", dengan kisah yang sangat aneh seputar minyak dan ragi suci itu. Walaupun demikian, peragian yang sebenarnya berlaku kerana sisa adunan terfermentasi ( khmira ) dari persiapan Liturgi Ekaristi sebelumnya. Umat ​​Katolik Kaldea kini menggunakan roti yang tidak beragi.

Liturgi itu sendiri bermula dengan ayat pertama Gloria in Excelsis dan doa Bapa Kami, dengan tambahan-tambahan ( giyura ), terdiri atas suatu bentuk Sanctus . Kemudian menyusul:

  • Mazmur Pengenalan atau Marmitha (berubah-ubah), didahului doa, berbeza-beza untuk hari-hari Minggu dan perayaan-perayaan yang lebih besar dan untuk hari-hari peringatan [[santo | para kudus] ] serta hari-hari biasa. Dalam upacara Malabar, ayat-ayat Mazmur 14, 150, dan 116 didaraskan bergantian oleh para imam dan diakon.
  • "Antifon Tempat Kudus" atau Unitha d 'qanki' '(berubah-ubah), dengan doa berbeza yang sama.
  • Lakhumara , sebuah antifon yang bermula dengan kalimat "Kepada-Mu, Tuhan", yang juga terdapat dalam ibadat-ibadat lain, juga didahului doa berbeza yang sama.
  • Trisagion. Kemenyan digunakan sebelumnya. Dalam upacara Timur pada Massa biasa, roti dan anggur diletakkan di atas altar sebelum didupai.

Ada empat atau lima bacaan Kitab Suci. Dua bacaan diambil dari Perjanjian Lama, yakni bacaan dari Hukum-Hukum Musa dan dari Nubuat-Nubuat Para nabi. Tiga bacaan diambil dari Perjanjian Baru, iaitu dari Kisah Para Rasul, dari Epistola (selalu dari surat-surat St Paulus), dan dari Injil. Pada hari-hari tertentu terdapat lima bacaan, ada pula yang empat bacaan, bahkan ada yang hanya tiga bacaan. Semua susunan bacaan Kitab Suci itu merangkumi bacaan dari Epistola dan Injil. Umumnya jika sudah ada bacaan dari Hukum-Hukum Musa, maka tidak ada bacaan dari Kisah Para Rasul, demikian pula sebaliknya. Kadang-kadang tidak ada baik bacaan Hukum dan Kisah Para Rasul. Tiga bacaan pertama disebut Qiryani (bacaan-bacaan), bacaan dari Kisah Para Rasul disebut Shlikha (Rasul). Sebelum Epistola dan Injil, didaraskan kidung-kidung yang disebut Turgama (tafsiran). Turgama sebelum pembacaan Epistola selalu sama, sementara turgama sebelum pembacaan Injil setiap hari berubah-ubah. Kidung-kidung ini sama dengan prokeimena dalam peribadatan Yunani. Turgama sebelum Epistola didahului ayat-ayat Mazmur tertentu yang disebut Shuraya (permulaan), dan turgama sebelum pembacaan Injil didahului ayat-ayat Mazmur tertentu yang disebut Zumara (kidung). Untuk yang terakhir, diselipkan Alleluia di antara ayat-ayatnya. Litani Diakon atau Eklene , disebut Karazutha (pengumuman), sama dengan "Sinapte Agung" Upacara Yunani. Dalam Karazutha umat menyanyikan "Antifon ( Unitha ) Injil".

Persembahan.

Para diakon mempersilakan orang-orang yang belum dibaptis untuk keluar dari bilik, dan meletakkan "para pendengar" untuk mengawasi pintu-pintu. Imam menaruh roti dan anggur di atas altar sambil mengucapkan kata-kata (dalam upacara Gereja Nestorian, tapi tidak dalam upacara Gereja Katolik Kaldea) yang kedengaran seakan-akan roti dan anggur tersebut sudah dikonsekrasi. Imam juga mengucapkan kalimat mengenang "Perawan Maria, Bunda Kristus" ("Bunda Allah" dalam Gereja Kaldea dan Malabar; namun menurut Raulin dalam "Latin of the Malabar Rite" , "Bunda Allah dan Bunda Tuhan Yesus Kristus"), dan mengenang pelindung Gereja ("St Tomas" dalam upacara Malabar). Kemudian menyusul "Antifon Misteri" ( Unitha d 'razi' '), sebagai tanggapan atas persembahan.

Kredo.

Kepercayaan dalam upacara ini adalah sebuah varian dari Kredo Nicea. Sangatlah mungkin bahawa kalimat "dan menjelma oleh Roh Kudus, dikandung dan lahir dari Perawan Maria" menyelubungi sebuah gagasan Nestorianisme, akan tetapi umat Katolik Kaldea kelihatan tidak sedar, satu-satunya perbezaan dalam [[Pengakuan Iman | kredo] ] mereka adalah tambahan Filioque. Kepercayaan dalam Tata Perayaan Ekaristi Malabar adalah terjemahan dari Kredo Nicea Latin. Dalam upacara Malabar terjemahan Neale, persembahan dan dipersilahkankeluarnya orang-orang yang belum dibaptis berlangsung sebelum pembacaan Kitab Suci, dan Kredo langsung menyusul sesudah pembacaan Injil, tetapi dalam edisi 1774 dari Propaganda Fide persembahan dilangsungkan sesudah Kredo, Kredo langsung menyusul sesudah pembacaan Injil.